
Kaisi*)
Tentara fajar perlahan menggempur malam
Mengusir mimpi dibalik lampu temaram
Sayup-sayup dzikir melangit, menghujam
Mengagungkan Sang Pencipta semesta alam
Gemercik air wudhu terdengar syahdu
Sejukkan jiwa-jiwa yang penuh rindu
Di atas hamparan sajadah, menghamba dan bersimpuh
Merangkai do’a, berharap ampuh
Di balik dinding-dinding papan, beratap Jerami
Merapal lembar- demi lembar kitab dan mengaji
Beralas niat mengukir bakti
Karena hidup adalah mengabdi
Fajar di pesantren adalah tirakat
Mengekang nafsu dan amarah yang mengikat
Mengasah jiwa dan raga yang berkarat
Tuk jadi insan bermartabat
Sederhana adalah jubah kezuhudan
Ilmu menjadi pelita dalam gelap perjalanan
Barokah menjadi tombak dalam medan pertempuran
Dan do’a adalah kepasrahan di akhir perjuangan
Ketika subuh perjuangan dimulai hingga larut membelai
Memupuk iman, menimba ilmu tuk sirnakan kejahilan
Demi kejayaan negeri yang elok nan permai
Melanjutkan risalah kenabian
*) Kelas XI MA Nasy-atul Muta’allimin Candi-Dungkek-Sumenep