Dungkek, manasymut.sch.id – Pelaksanaan Asesmen Sumatif Akhir Semester (ASAS) Ganjil Tahun Pelajaran 2025–2026 di MA Nasy-atul Muta’allimin memasuki hari kedua dengan nuansa berbeda. Pada Ahad, 30 November 2025, mata pelajaran Informatika untuk kelas X menerapkan asesmen berbasis proyek, menggantikan pola ujian tulis konvensional.

Dalam asesmen kali ini, seluruh siswa kelas X diminta untuk membuat video kreatif sesuai tema yang telah ditentukan oleh guru. Suasana kelas tampak hidup; siswa tampak berdiskusi, menyusun alur cerita, hingga menyiapkan pengambilan gambar untuk memenuhi kriteria proyek yang diberikan.

Guru Mata Pelajaran Informatika, Ach. Kholish, menjelaskan bahwa pada ASAS tahun ini pihak madrasah memberikan fleksibilitas kepada guru untuk memilih bentuk asesmen yang paling sesuai dengan karakter materi pelajaran. Ia menyebutkan bahwa asesmen tidak lagi terbatas pada ujian tulis, tetapi dapat berupa berbagai jenis penilaian yang lebih variatif. “ASAS tahun ini memberi pilihan untuk guru mata pelajaran untuk melakukan asesmen tidak hanya berupa ujian tulis, tetapi juga diperbolehkan bisa berupa projek, portofolio, tes lisan, dan bentuk-bentuk asesmen lainnya,” terangnya.

Lebih lanjut, Kholish menegaskan bahwa penerapan asesmen berbasis proyek ini dilakukan untuk mendorong peningkatan minat belajar siswa. Menurutnya, metode ini mampu membuat siswa lebih aktif dan antusias dalam mengeksplorasi kreativitas mereka. “Pemberian asesmen berupa project dilakukan dalam rangka meningkatkan agar minat belajar siswa meningkat,” jelasnya.

Pengalaman mengajar juga menunjukkan bahwa siswa jauh lebih menikmati kegiatan berbasis praktik dibanding harus mengerjakan soal-soal tertulis. “Berdasarkan pengalaman, siswa lebih suka mengerjakan project dibandingkan dengan menjawab soal,” tambah Kholish.

Ia juga menekankan relevansi asesmen proyek dengan dunia kerja di masa depan. Kholish menyebut bahwa kemampuan mengerjakan proyek nyata akan lebih bermanfaat bagi siswa setelah lulus sekolah. “Nanti setelah selesai di bangku sekolah, para siswa tidak lagi harus menjawab soal. Tetapi mereka harus bekerja dengan mengerjakan projek,” ujarnya.

(Lis)