Candi, Dungkek – manasymut.sch.id – Suasana di halaman MA Nasy-atul Muta’allimin, Candi Dungkek, Sumenep, tampak lebih hidup dari biasanya pada Ahad pagi, 2 Februari 2025. Puluhan siswa berkumpul dengan penuh antusias untuk mengikuti Pelatihan Master of Ceremony (MC) yang menjadi bagian dari program Mimbar Akademik. Kegiatan ini menghadirkan Zulfa Jamilah, S.Pd., seorang MC berpengalaman yang telah memandu berbagai acara, baik formal maupun nonformal.

Dalam sesi pelatihan ini, Zulfa Jamilah menjelaskan bahwa seorang MC memegang peran penting dalam kesuksesan sebuah acara. “MC bukan hanya sekadar membacakan susunan acara, tetapi juga menjadi penentu suasana. Kalau MC-nya grogi, acaranya bisa terasa kaku dan membosankan,” ujarnya.

Almni Pondok Pesantren Syafi’iyah Salafiyah Sukorejo itu menjelaskan bahwa MC terdapat tiga kategori. “MC terbagi dalam tiga kategori utama, yaitu MC Formal yang digunakan dalam acara resmi seperti seminar, wisuda, atau upacara dengan bahasa yang baku dan berstruktur, MC Semi Formal yang biasanya dipakai dalam acara seperti talk show atau gathering perusahaan dengan bahasa yang lebih santai tapi tetap sopan, serta MC Nonformal yang digunakan dalam acara hiburan seperti ulang tahun atau pentas seni di mana bahasa yang digunakan lebih bebas dan menghibur,” jelasnya.

Selain teori, Zulfa juga berbagi teknik dasar dalam menjadi seorang MC yang baik. Salah satu yang menarik perhatian peserta adalah teknik menggunakan suara perut. “Jangan pakai suara asli, apalagi kalau suaranya cempreng,” ujarnya sambil bercanda, yang langsung disambut tawa peserta.

“Suara yang dikeluarkan dari perut akan terdengar lebih bagus, tegas, dan profesional,” tambahnya.

Ia juga menekankan pentingnya sikap percaya diri, kontak mata dengan audiens, dan penggunaan gestur tubuh yang tepat agar seorang MC dapat tampil meyakinkan.

Tak hanya teori, peserta juga diberi kesempatan untuk praktik langsung. Beberapa siswa mencoba menjadi MC di depan teman-temannya dengan bimbingan langsung dari Zulfah. Meski awalnya ada yang grogi, mereka mulai percaya diri setelah mendapatkan arahan dan motivasi. “Saya awalnya ragu, tapi setelah mencoba, ternyata menyenangkan. Sekarang saya lebih paham bagaimana cara membawa acara dengan baik,” ujar Imron, salah satu siswa kelas XI.

Pelatihan ini ditutup dengan pemberian cenderamata kepada pemateri, Zulfah Jamilah, oleh Kepala MA Nasy-atul Muta’allimin, Kiai Fathor Rahman, sebagai bentuk apresiasi atas ilmu yang telah dibagikan. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa Mimbar Akademik bukan sekadar ajang berbicara di depan umum, tetapi juga sebagai wadah pembekalan keterampilan bagi siswa agar siap tampil dalam berbagai kesempatan. Dengan pelatihan seperti ini, diharapkan semakin banyak siswa yang memiliki keberanian dan keterampilan untuk menjadi MC handal di masa depan.

(TIM)