
MA Nasy-atul Muta’allimin dikenal dengan pendekatan pembelajaran yang berbasis praktik, di mana setiap mata pelajaran, terutama mata pelajaran keagamaan, diberikan dalam bentuk teori dan praktik langsung. Para siswa tidak hanya belajar konsep-konsep secara teoritis, tetapi juga dilatih untuk mempraktikkan ilmu yang telah mereka pelajari, sehingga mereka siap menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya dalam mata pelajaran Fiqih, siswa diajak langsung untuk praktik bersuci, mulai dari cara berwudhu yang benar hingga tata cara mandi besar. Mereka juga dilatih untuk melaksanakan shalat dengan baik, termasuk tata cara takbir, rukuk, sujud, dan salam, serta memahami makna dari setiap gerakan dan doa yang dibaca. Selain itu, pembelajaran Fiqih juga mencakup praktik dzikir, tahlil, dan doa, yang sangat bermanfaat bagi keseharian mereka dalam menjalankan ibadah.
Tak hanya ibadah harian, siswa juga diberikan pemahaman mendalam mengenai tata cara perawatan jenazah, termasuk memandikan, mengkafani, menshalatkan, dan menguburkan jenazah. Dengan bimbingan guru pengampu yang berpengalaman, siswa belajar tahap demi tahap tentang kewajiban seorang muslim dalam menghadapi peristiwa kematian dalam masyarakat. Para guru tidak hanya membimbing siswa dari segi teknis, tetapi juga memberikan arahan dan pemahaman spiritual agar setiap praktik ini dilakukan dengan penuh ketulusan dan kesadaran.
Di samping mata pelajaran Fiqih, metode praktik ini diterapkan dalam mata pelajaran lainnya. Misalnya, pada pelajaran Bahasa Arab, siswa diajak untuk berdialog dan berkomunikasi langsung dalam bahasa tersebut, sehingga terbiasa mendengar dan berbicara dengan lancar. Di bidang sains, siswa melakukan eksperimen langsung di laboratorium, mengamati fenomena fisika, kimia, dan biologi, sehingga pemahaman teoritis mereka semakin mendalam dengan adanya bukti nyata dari hasil praktik.
Dengan metode ini, MA Nasy-atul Muta’allimin berharap lulusannya menjadi individu yang tidak hanya paham teori tetapi juga mahir dalam mengamalkan ilmunya. Pembelajaran berbasis praktik ini dirancang untuk melahirkan generasi yang siap terjun ke masyarakat, menjadi pribadi yang bermanfaat dan mampu memberikan kontribusi nyata, terutama dalam aspek keagamaan dan sosial. Melalui bekal yang kuat ini, lulusan diharapkan siap berperan aktif sebagai anggota masyarakat yang memiliki pemahaman agama yang kokoh dan keterampilan praktis yang terasah.